Postingan

Pengajian Bulanan Rabu 15 Maret 2023

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُه سمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ Diri Sahabat yang dirahmati Allah, alhamdulillah kita dipertemukan lagi pada pengajian bulanan ini. Mungkin ada yang baru pertama kali mendengarkan saya berceramah disini. Ada yang pergi, ada yang bertahan. Ada yang bertahun-tahun lamanya mengenal saya disini.  Jangan dilihat orangnya tapi dengarkanlah apa yang disampaikannya.  Karena kalau dilihat orangnya pasti membosankan dan menjengkelkan.  Doa

Mereka Mengenal Muhammad Seperti Mereka Mengenal Anak-Anaknya Sendiri (8)

Gambar
Imam Hakim meriwayatkan bahwa Hisyam bin Ash Al-Umawi menceritakan bahwa dia dan seorang lelaki lain diutus menemui Heraklius – Raja Romawi – untuk mengajaknya masuk Islam. “Kami berangkat, dan ketika kami sampai di Al-Gautah – bagian dari kota Damaskus – kami turun istirahat di perkampungan Al-Jabalah bin Aiham Al-Gassani. Lalu kami masuk menemuinya, tiba-tiba kami jumpai dia berada di atas singgasananya. Ia mengirimkan utusannya kepada kami agar kami berbicara dengannya, tetapi kami mengatakan, ‘Demi Allah, kami tidak akan berbicara kepada utusan. Sesungguhnya kami diutus hanya untuk menemui raja (kalian). Jika kami diberi izin untuk masuk, maka kami akan berbicara langsung dengannya; dan jika tidak, kami tidak akan berbicara kepada utusan.’ Kemudian utusan Jabalah bin Aiham kembali kepadanya dan menceritakan segala sesuatunya kepadanya. Akhirnya kami diberi izin untuk menemuinya, lalu Jabalah berkata, “Berbicaralah kalian!’ Maka Hisyam bin Ash berbicara dengannya dan menyerunya untu

Mereka Mengenal Muhammad Seperti Mereka Mengenal Anak-Anaknya Sendiri (7)

Gambar
  “…dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.”  (QS. Al-Baqarah: 42) Ibnu Abbas Ra. berkata, “Maksudnya, penyembunyian (yang mereka/ orang Yahudi lakukan) terhadap identitas Nabi Saw., padahal mereka telah mengetahuinya.” Muhammad bin Sirin berkata, “Sekelompok anak cucu Harun singgah di Yatsrib ketika Bani Israil tertimpa oleh sesuatu yang menimpa mereka, yaitu kemenangan musuh atas mereka dan kehinaan mereka. Kelompok tersebut merupakan para pembawa Taurat pada masa itu. Mereka menetap di Yatsrib seraya terus mengharap Muhammad akan keluar untuk memimpin mereka. Saat itu mereka telah beriman dan membenarkan akan kenabian beliau. Para ayah itu berlalu dalam keadaan beriman (kepada Muhammad) dan meninggalkan anak cucu yang kemudian bertemu dengan Muhammad namun justru mereka kafir terhadapnya, padahal mereka telah mengetahuinya. Itulah makna dari firman Allah Ta’ala,  ‘Maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, lalu mereka ingkar kepadan

Mereka Mengenal Muhammad Seperti Mereka Mengenal Anak-Anaknya Sendiri (6)

Gambar
  “(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.”  (QS. Al-A’raf: 157) Imam Ibnu Katsir mengatakan, demikianlah sifat dan ciri khas Nabi Muhammad Saw. yang tertera di dalam kitab-kitab para nabi terdahulu. Para Nabi terdahulu menyampaikan berita gembira kepada umatnya masing-masing akan kedatangan Nabi Muhammad Saw. dan memerintahkan kepada umatnya untuk mengikutinya (apabila mereka hidup di masanya). Dan sifat-sifat Nabi Muhammad Saw. masih t

Mereka Mengenal Muhammad Seperti Mereka Mengenal Anak-Anaknya Sendiri (5)

Gambar
Gereja Buhaira di Bushra Suriah sebagaimana dimuat di laman wikipedia Tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad telah terlihat sejak beliau belum menjadi seorang Nabi dan Rasul. Saat Muhammad masih berumur 12 tahun, beliau mengikuti ekspedisi dagang pamannya, Abu Thalib, hingga ke negeri Syam.  Saat tiba Bushra yaitu daerah antara Syam dan Hijaz, seorang pendeta nasrani bernama Buhaira menemui Abu Thalib. Pendeta itu melihat keajaiban pada rombongan kafilah dagang Abu Thalib. Perhatiannya tertuju pada sosok pemuda yang tak lain adalah Muhammad. Setiap kali Muhammad melangkah, maka sekumpulan awan senantiasa menaunginya. Sang pendeta pun segera menghampiri Muhammad. Buhaira memeriksa sekujur tubuh Muhammad untuk melihat tanda-tanda kenabian yang diterangkan dalam kitab-kitab suci terdahulu.  Ia akhirnya menemukan tanda kenabian itu di punggung Muhammad, di antara kedua pundaknya, lalu ia mencium tanda itu. Menyaksikan tanda-tanda kenabian itu, sang pendeta pun berpesan kepada Abu Thalib a

Mereka Mengenal Muhammad Seperti Mereka Mengenal Anak-Anaknya Sendiri (4)

Gambar
  Ada sebuah pertanyaan yang sangat menarik untuk kita renungkan, pada zaman Rasulullah, mengapa orang Madinah lebih antusias berislam ketimbang orang Makkah? Sehingga Rasulullah Saw. berhijrah ke Madinah. Padahal Makkah adalah tanah kelahiran beliau dan banyak saudara beliau tinggal di sana. Tapi hal itu tidak menyurutkan kebencian orang kafir Makkah terhadap diri Rasulullah Saw. Jawabannya dapat saya jelaskan sebagai berikut: Masyarakat Madinah adalah masyarakat yang heterogen. Di dalamnya tidak hanya terdapat orang musyrik seperti yang terlihat di Makkah, tetapi juga terdapat orang Yahudi. Mereka hidup bersama sudah sejak lama sehingga mereka saling berinteraksi satu sama lainnya. Karena interaksi yang dekat inilah, penduduk Madinah banyak mendengar dari mulut orang-orang Yahudi tentang akan datangnya Nabi akhir zaman dengan tanda-tanda sebagaimana telah dijelaskan di dalam Taurat.  Kemudian penduduk Madinah mendengar kabar tentang orang yang mengaku Nabi, yaitu Muhammad Saw. Mereka

Mereka Mengenal Muhammad Seperti Mereka Mengenal Anak-Anaknya Sendiri (3)

Gambar
Setelah Rasulullah mendapat wahyu pertama kalinya, yaitu surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5, beliau menggigil hebat. Lalu Khadijah menyelimuti beliau hingga tidak menggigil lagi layaknya terkena demam. “Apa yang terjadi pada diriku?” Beliau bertanya kepada Khadijah. Maka dia memberitahukan apa yang baru saja terjadi. Beliau bersabda, “Aku khawatir terhadap keadaan diriku sendiri.” Khadijah berkata, “Tidak. Demi Allah, Allah akan menghinakanmu selamanya, karena engkau suka menyambung tali persaudaraan, ikut membawakan beban orang lain, member makan orang yang miskin, menjamu tamu dan menolong orang yang menegakkan kebenaran.” Selanjutnya Khadijah membawa beliau pergi menemui Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza, anak paman Khadijah. Waraqah adalah seorang Nasrani semasa jahiliyah. Dia menulis buku dalam bahasa Ibrani dan juga menulis Injil dalam bahasa Ibrani seperti yang dikehendaki Allah. Dia sudah tua dan buta. Khadijah berkata kepada Waraqah, “Wahai anak pamanku, dengarkanlah kisah